Pages

Monday, March 14, 2011

Menunggu Bangunnya Singa Peradaban


~Bangunlah singga yang sedang tidur. Picture by pathos 1
Saat orang-orang Portugal (nama lain adalah Sepanyol) ingin merampas Andalusia dari kekuasaan umat Islam, mereka menghantar sejumlah mata-mata(perisik) untuk mencari jalan masuk, iaitu dengan cara menyusup masuk  antara penduduk Muslim. Saat itu salah seorang mata-mata melihat anak kecil menangis di tepi jalan kerana balingan lembingnya tidak menepati sasaran. Sekembalinya mata-mata ke markas, diapun menceritakan perkara ini kepada teman-temanya yang lain.
Berdasarkan kejadian tersebut, mereka mula mempelajari situasi sebenar, dan mengetahui bahwa dalam Islam ada kewajipan untuk berjihad. Kewajipan inilah yang menyebabkan Umat Islam begitu rela mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi menegakkan agama Islam tercinta. Menyedari hal ini, mereka terus menyedari bahwa tidak mungkin untuk menjatuhkan pertahanan Umat Islam dengan cara kekerasan. Berdasarkan akal yang sihat, jika anak kecil saja sudah menangis karena lemparan lembingnya tersasar ketika melakukan latihan, maka bagaimana pula dengan para pemudanya ? Sudah tentu mereka memiliki pengetahuan dan semangat yang jauh lebih tinggi dalam masalah Jihad membela agama dan tanah airnya.
Mereka kemudian memutuskan untuk menyerang Umat Islam secara sistematik melalui kesenangan duniawi dan tindakan yang buruk secara perlahan-lahan dan bertahap. Mereka masukkan kesenangan ke dalam kehidupan masyarakat Muslim ketika itu. Setelah berhasil menyebarkan ideology kerosakan (moral), mereka membiarkan Umat Islam berada dalam kondisi itu selama beberapa tahun.
Beberapa tahun kemudian, mereka mengirim mata-mata,semula ke Andalusia dan mendapati situasi ketika itu sudah jauh berbeza dengan sebelumnya. Kali ini, yang menangis ternyata seorang pemuda yang ditinggalkan kekasihnya (teman wanitanya). Kejadian ini merupakan kayu pengukur bagi mereka bahawa saatnya telah tiba. Para tentera Salib pun dihantar untuk menyerang Andalusia . Hasilnya ? mereka berhasil merampas kota terakhir yang merupakan pusat peradaban Islam yang sangat maju dan termoden di wilayah barat ketika itu (kini masuk wilayah Spanyol) daripada tangan kaum Muslimin. Dan berhasil membantai umat Islam seperti membantai binatang. walaupun sebahagian kecil umat Islam berhasil menyelamatkan diri dan  terpaksa melarikan diri keluar daripada kota pusat peradaban Islam terakhir tersebut. Bermula saat itulah nama Portugal (menurut pendapat lain adalah Spanyol) ditetapkan.
Kondisi kini,
Masyarakat kita mula bermain-main dengan api walaupun tahu bahayanya api, hiburan melampau perkara biasa, penzinaan adalah mainan orang kaya, rasuah dan suap-menyuap menjadi pendapatan ahli rumah, buang anak laksana buangnya sampah, pornografi menjadi bahan penyegar mata, yang miskin terus fakir, yang kaya terus berisi badannya, yang lemah terus dilemahkan, yang kuat terus dipowerkan, Islam dipandang pada jurang yang lain, Hukum yang enak diambil pakai yang tak enak oleh ditolak tepi, masjid menjadi kemegahan malangnya kosong isinya…
Masyarakat kita mula bermain dengan tahi walaupun tahu tahi berbau busuk, arak menjadi minuman keraian, tari-tarian menjadi aktiviti wajib setiap majlis, rumah pelacuran laksana rumah kedua, pusat perjudian dibangunkan kononnya peninggkatan ekonomi Negara……
Inilah masyarakat Islam kini, mereka (musuh) tidak akan menyerang kita dengan M-16, White phosphorus, jet-jet tanpa pemandu dan sebagainya… tetapi mereka menyerang kita dengan menidurkan singa-singa yang gagah perkasa, mereka menukarkan kita daripada menjadi singa kepada kijang-kijang yang penakut…. Perkara ini berlaku seperti mana di Andalusia…

Saatnya untuk KITA Bangun
Menyadari kondisi kita yang telah sedemikian parahnya, maka hal terbaik yang seharusnya kita lakukan pada saat ini adalah melakukan evolusi diri masing-masing menjadi Muslim yang beracuan Al-Quran dan Assunah. Mulailah kita untuk merapatkan barisan-barisan dalam lingkaran tali yang tak akan pernah putus yaitu buhul Islam. Buanglah jauh-jauh ego kelompok masing-masing yang merasai bahawa mazhab dan manhajnya sendiri yang paling benar. Bukankah Islam bertoleransi dalam bab  khilafiyah khususnya perbezaan Fikih selagi mana Tauhid dan akidah Islamiyah kita masih sesuai dan berada dalam landasan ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah.
Karena tanpa penyatuan mustahil umat Islam akan dapat bangkit melawan serangan musuh-musuh Islam. Dan kejayaan peradaban Islam yang membumikan akar penyatuan dan persaudaraan dalam Islam seperti mana yang pernah diukirkan oleh Shalahudin Al Ayyubi dan para tentara Islam dalam perang Salib pada abad yang lampau.
Dan perkara yang terpenting adalah kita kembali kepada Al Qur’an dan As Sunah yang merupakan satu-satunya pusaka dan senjata yang diwarisi oleh nabi SAW kepada kita selaku umatnya yang telah dijamin kemenangan dan keuntungan bagi umat Islam jika kita memegang dan menggunakannya dengan cara yang benar untuk Amar Ma’ruf Nahi Munkar sesuai dengan fitrah kita yang dijelaskan dalam Al Qur’an, “Kamu adalah Umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah ...” (QS. Ali Imran [03] : 110).
Kini sudah saatnya untuk anak-anak Singa dibangunkan dari tidur mereka agar dapat mengaum lagi dan merampas kembali tahta kejayaan Islam yang pernah dilaksanakan oleh rasulullah SAW. Ketahuilah kejayaan untuk Esok adalah Milik Kita (ISLAM). Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment

Undi Anda adalah Rahsia